KisahPendek Aku, Selfi dan Cinta Dulu,saya tak tutup tidaklah cantik seperti mana yang digambarkan oleh jiran2.sengaja saya selfie dari sudut yang cantik n muatnaik di fb N ig.kadang2 saya ambil gambar dari sudut atas bagi kurus.kadang2 ambil cuping telinga sebab hanya itulah yang cantik ada pada diri saya.
Cerpen kasih sayang dan cinta Ibu tak bersuara adalah kisah cerita inspirasi tentang cinta ibu terhadap anaknya dan kasih sayang seorang anak kepada pendek tentang kasih sayang orang tua kepada anak ini bercerita tentang seorang ibu yang tidak bisa bicara. Dia wanita yang bisu namun ia begitu menyayangi anak perempuan satu-satunya, Sang ibu tak ingin teman-teman anaknya tahu tentang lebih jelasnya tentang cerpen kasih sayang ibu sepanjang masa dan anak yang berbakti, sayang dan cinta pada ibunya disimak saja cepern mengharukan dan menyentuh hati tentang anak dan ibu berikut Cinta Ibu Tak Bersuara Author Zaidan AkbarNama Azizah terus saja disebut melalui pengeras suara yang terdegar begitu jelas. Suara itu berkoar dan menyelinap diantara barisan-barisan siswa yang berkumpul di halaman panggilan telah didengungkan namun Azizah tak muncul juga. Suasana pemilihan siswa teladan di sekolah menengah itu menjadi kisruh karena siswa yang dianggap teladan justru tak datang pada hari ini untuk menerima apa dengan Azizah? pertanyaan ini bersarang di benak siswa-siswa lainnya. Azizah dikenal sebagai siswa yang cerdas, berbudi pekerti dan punya semangat yang tinggi dalam ini juga alasannya hingga Azizah terpilih menjadi siswa teladan untuk tahun ini. Namun hingga acara selesai, Azizah tetap tidak juga terlihat di hari itu."Azizah mana ya ...?""Kenapa Azizah tak datang ke sekolah hari ini?""Apa mungkin Azizah sedang sakit?"Pertanyaan-pertanyaan itu kerap muncul dalam pikiran Hasnah. Sebagai seorang sahabat, tentulah Hasnah khawatir terhadap Azizah. Rasa cemas itu tampak jelas terlukis pada guratan wajah pulang sekolah Hasnah memutuskan untuk mampir ke tempat kos-kosan Azizah agar Hasnah tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat baiknya itu dan hingga Azizah tak datang ke sekolah hari sepeda motor matic yang Hasnah tunggangi, ia terus melaju menuju arah ke tempat kosnya bagai berpacu dengan rasa khawatirnya sendiri. Begitulah lumrahnya perasaan seorang teman seperti apa yang dirasakan oleh Hasnah saat kedua roda sepeda motor Hasnah kini telah membawanya sampai ke depan kosnya Azizah. Sepasang bola mata Hasnah terperanjat ketika melihat Azizah sedang melangkah lunglai dengan sebuah tas besar yang ia jinjing. Sepertinya Azizah sedang ingin pergi."Azizah ...!" panggil Hasnah berteriak dari tempat ia menunggangi sepeda menoleh ke arah sumber pekikan itu. Azizah melihat sahabatnya, Hasnah yang sedang berlari kecil mendekatinya."Azizah, kau hendak pergi ke mana?" tanya Hasnah dengan cemasnya."Untuk beberapa hari ini, aku mau pulang kampung, Hasnah!" jawab Azizah"Tapi kenapa? ini kan bukan libur sekolah," ujar Hasnah meminta penjelasan sahabatnya itu."Ibuku sedang sakit, Has! aku rindu sekali pada ibu." Azizah menjelaskan alasannya pada beranjak dan mulai meninggalkan Hasnah di tempat itu."Azizah ...! hati-hati ...! jangan lupa telpon aku jika kau telah sampai di sana." Hasnah menyeru sahabatnya yang ingin pergi menoleh ke belakang sembari tersenyum kecil sebagai respon baiknya terhadap kepedulian seorang cemas, gundah! kata-kata inilah yang menggambarkan suasana hati Azizah saat ini, saat dimana setelah Azizah menerima kabar bahwa ibunya kini sedang terbaring sakit karena asma yang dideritanya kumat tidak, orang tua Azizah sekarang hanya tinggal ibunya saja, wanita setengah baya itu bernama Normah. Sehari-hari Normah hanya bekerja sebagai buruh cuci orang-orang di bukanlah perempuan yang sempurna. Normah adalah seorang ibu tuna wicara alias tak dapat bicara. Normah tak memiliki dulu Normah memang dikenal seperti itu. Sedikit sekali orang yang mampu berkomunikasi dengan Normah. Normah sekedar bicara dengan menggunakan bahasa isyarat karena hanya itu yang ia menempuh perjalanan yang jauh dari kota Rantauprapat menuju tempat kecil bernama Sei Berombang yaitu tempat ketika dulu Azizah dilahirkan. Azizah pun sampai kerumahnya. Rumah yang begitu sederhana namun memiliki arti spesial bagi Azizah tiba ia tidak berpikir panjang lagi. Azizah langsung menuju kamar dimana ibunya terbaring sendirian di kamar. Ibu paruh baya itu tertidur pulas. terlihat hentakan napas di dadanya berdegup dengan mendekati Normah dan kemudian Azizah meraih tangan ibunya itu. Lalu dengan perlahan Azizah mencium tangan keriput itu."Ibu, maafkan aku! aku tahu kau telah bekerja keras menyekolahkan aku hingga akhirnya kini dirimu sakit seperti ini," gumam Azizah dalam berapa lama, kelopak mata sang Normah mulai terbuka. Normah bangun dari tidurnya. Ia menoleh dan menatap putri sulungnya yang terisak-isak. Normah memberi isyarat dengan tangannya agar Azizah menghapus air matanya yang tertumpah lekas-lekas menyeka air matanya di hadapan ibu. Normah pun tersenyum melihat kedatangan anaknya yang sudah begitu lama ia rindukan."Ibu istirahat saja, biar ibu cepat sembuh" ujar Azizah pada ibunya sambil diikuti dengan gerakan isyarat tangan terlihat mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengerti apa maksud Azizah itu. Kemudian Normah menutup kedua matanya langsung mengusap-usap rambut ibunya. usapan itu telah mengantarkan Normah terlelap dalam di pagi hari, Azizah bangun kesiangan. Azizah melihat beberapa hidangan sudah tersedia untuk sarapan. Sedangkan Normah telah pergi pagi-pagi sekali. Mungkin Normah sudah merasa cukup baik sehingga ia merasa perlu untuk kembali siang itu, Azizah berniat hendak melaksanakan sholat Zhuhur. Azizah bergegas untuk berwudhu Namun malang tak bisa di tolak, Azizah terpeleset di pelantaran kamar mandi yang terbuat dari beberapa bilah papan yang sudah Azizah terjungkal dan kakinya terasa sakit sekali. pergelangan tumitnya terkilir. Azizah mengerang dan saat yang sama kebetulan Normah pulang dan ia melihat kondisi anaknya yang tak mampu berdiri itu di pelantaran kamar terlihat was-was walaupun tak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya. Normah langsung menggendong putrinya yang sudah SMA itu menuju tak bisa berucap, Ia memang perempuan yang bisu tapi hatinya penuh kecemasan terhadap keadaan putrinya semata membaringkan Azizah di ranjang tempat tidurnya. Normah berlari ke dapur mengambil segelas air putih dan membantu Azizah duduk untuk meminum segelas air putih Normah 'Si Ibu Bisu' itu sedang mengurut dan memijit pergelangan kaki putrinya. Sementara Azizah tetap mengerang mencoba menenangkan putrinya yang kesakitan dengan bahasa isyaratnya namun Azizah tak berhenti tampak kebingungan dan dalam kemelut perasaan itu, Normah langsung mendekap Azizah begitu erat hingga Azizah merasa lebih tenang sampai akhirnya Azizah tertidur dalam pangkuan ibunya malam harinya, gerimis mulai berjatuhan sedangkan tubuh Azizah terasa panas. Azizah demam dan demamnya tinggi sekali. Sementara di luar gerimis telah berubah menjadi hujan yang lebat. Petir-petir bernyanyi lantang, kilat seperti memotret seisi cinta Normah yang dalam pada sang putri membuat Normah tak peduli pada cuaca yang buruk itu. Normah keluar rumah ia berniat menjemput seorang mantri kesehatan yang bernama Johandi. Rumah mantri itu berada di Desa tetangga yaitu Desa Sei berjalan kaki ke rumah mantri itu tanpa alas kaki. Ia berjalan cepat-cepat, bajunya basah kuyup diguyur hujan. Tiba di rumah Pak Johandi, Normah menggedor pintu yang sedang tertutup Johandi membuka pintunya. Terlihat sosok wanita bisu berdiri di depan rumahnya. Pak Johandi tak mengerti maksud dan tujuan wanita yang berbahasa isyarat itu. Normah sulit berkomunikasi namun ia terus mencoba menguraikan maksudnya dengan bahasa isyarat yang ia sang mantri pun dapat mengerti maksud Normah. Sungguh mulia hati Pak Johandi ini dan ditambah lagi dengan rasa tanggung jawabnya sebagai petugas kemanusiaan, Pak Johandi rela hujan-hujanan mengikuti jejak Normah hingga sampai ke rumah rumah sederhana itu, Pak Johandi mulai memeriksa kesehatan Azizah dan setelah diberi obat, Pak Johandi ingin beranjak pulang. Normah tampak mengulurkan beberapa lembar uang pada Pak Johandi, namun Pak Johandi menolaknya sambil tersenyum hari, langit terbentang begitu megah, matahari menampakkan diri dengan gagah. Demam Azizah mulai mereda. Normah tak lupa memasak bubur untuk putrinya satu-persatu ibu-ibu berdatangan mengantar pakaian kotor untuk dicuci. Ibu-ibu itu sudah menjadi langganan Normah selama menyaksikan itu dari balik kamarnya. Mata Azizah mulai digenangi air, hatinya merasa sedih dan haru menatap pengorbanan sang telah menyiapkan kayu penyangga kaki buatan Normah sendiri. Penyangga yang dibuat dengan rasa sayang ini bertujuan agar Azizah bisa berdiri hari selanjutnya, kampung kecil ini menyelenggarakan pasar malam. Orang-orang bergembira cukup faham dengan perasaan Azizah. setelah kepulangannya, Azizah belum sempat kemana-mana karena kakinya yang masih terasa sakit sejak menghibur sang anak, Normah menggendong anaknya ke pasar malam sebab Azizah belum kuat berjalan siswi SMA yang mendekap di belakang badan Normah itu tak terasa berat. Bagi Normah rasa lelahnya ini telah sirna dan berganti dengan rasa bahagia karena sudah membuat hati Azizah ceria Ibu dan anak begitu akrab. Mungkin Normah ingin sekali bercerita pada Azizah namun Normah tak memiliki suara. Sesekali terlihat Normah dan Azizah bersenda gurau dengan bahasa isyarat Normah mungkin berbeda tapi hati Azizah cukup mengerti kata-kata ibunya yang tak bersuara malam ini menjadi saksi bahwa begitu sayangnya Normah pada Azizah. Kembang gula yang mereka beli tampak mereka santap dan Ibu ini sangat bahagia sekali sampai akhirnya mereka pulang dengan Azizah yang masih dalam gendongan semakin larut. Dalam letihnya Normah tertidur nyenyak. mereka tidur berdekatan. Azizah belum lagi memejamkan mata. Azizah meraba kedua telapak tangan ibunya tangan Normah terasa begitu kasar, kulitnya pecah-pecah. Sebagai seorang buruh cuci memang telapak tangan Normah terlihat kasar namun hati Normah sangatlah halus. Azizah berkata dalam hatinya."Bu! Aku bangga padamu, aku merasa sangat beruntung punya ibu sepertimu, meski suaramu tak pernah kudengar tapi aku tahu bahwa suara hatimu selalu berucap namaku dan engkau selalu menjaga kebahagiaanku."Begitulah kalbu Azizah berbisik sendiri di sela tangis harunya yang juga tak telah berganti, kondisi kaki Azizah mulai membaik. Saatnya Azizah kembali ke ibu kota kabupaten yaitu Rantauprapat demi melanjutkan pendidikannya. Azizah pamit pada mata Azizah tak terbendung lagi namun Normah mengisyaratkan pada Azizah untuk tidak menangis dan segera menghapus air matanya walaupun sebenarnya Normah juga berlinang air mata tapi ia membalikkan tubuhnya agar tangisnya tak terlihat Azizah.***Di Kota Rantauprapat, Azizah kembali bersekolah. Azizah bertemu lagi dengan Hasnah sahabat baiknya itu. Kegembiraan Azizah mulai terukir bersama hari, tepatnya Menjelang tanggal 22 Desember, sekolah Azizah mengadakan acara dalam memperingati hari ibu. Setiap siswa diharapkan mampu mengungkapkan rasa sayang mereka pada sang ibu dengan bercerita di hadapan ibu mereka peringatan hari ibu ini baru pertama kali diadakan di sekolah Azizah. Acara ini mengusung tema 'KAPAN TERAKHIR KALI IBU MENGUCAPKAN SAYANG PADAMU?'Tema ini cukup berat buat Azizah. Bagaimana tidak, mungkin Normah tak akan pernah datang ke acara ini. Meskipun datang mungkin juga akan merasa dipermalukan di hadapan orang tua siswa terlihat murung dan Hasanah sebagai seorang sahabat bertanya pada Azizah."Zah! kau ini kenapa lagi?" tanya Hasnah"Ibuku tak mungkin menghadiri undangan sekolah ini, Has," jawab jawaban sahabatnya itu, Hasnah mengerutkan keningnya dan lalu Azizah menceritakan perihal yang terjadi pada ibunya serta kekurangan ibunya itu yang menjadi alasan kenapa ibunya tak mungkin datang dan Azizah juga memperlihatkan foto sang ibu yang tersimpan di ponsel-nya."Mengapa kau tak pernah cerita padaku tentang ini, Azizah?" Hasnah kembali bertanya."Ibu melarang aku bercerita pada siapapun dan ibu takut aku ini menjadi bahan ejekan dan bully dari teman-teman, jadi ibu ingin orang-orang tak tahu tentang dirinya." Azizah memaparkan hal itu pada tibalah saatnya acara peringatan hari ibu itu. Siswa-siswa yang hadir turut pula membawa serta ibu mereka. Azizah tetap memberanikan diri menjadi salah satu peserta lomba bercerita tentang ibu dalam acara itu meskipun Azizah tahu mungkin Ibu yang ia cintai itu tak bisa hadir di hari siswa telah bercerita tentang ibu mereka dan berbagai ungkapan sayang juga mereka utarakan buat sang tiba waktunya untuk giliran Azizah bercerita. Azizah naik keatas panggung, ia mendekati mikropon yang sudah siap menerima memulai ceritanya."Ibu! ibu adalah mata air kebahagiaanku, aku selalu haus akan kasih sayangnya, Ibuku adalah telaga yang penuh kesabaran, di dalam pelukannya aku kerap merasa nyaman."Tiba-tiba di sisi lain, mata Hasnah menuju pada seseorang perempuan setengah tua yang duduk di sudut pojok belakang. Hasnah yakin bahwa itu adalah ibunya Azizah yang foto nya pernah Hasnah lihat di ponsel salah lagi, Hasnah mendekati ibu itu dan Hasnah mengacungkan tangannya agar Azizah melihat kehadiran ibunya Hasnah ternyata tercapai, sontak Azizah menoleh kearah Hasnah dan ia melihat ibunya rupanya hadir di acara langsung bersemangat dan Azizah melanjutkan ceritanya. Selain Azizah berucap kata demi kata, Azizah juga menggerakkan tangannya seraya ia menggunakan bahasa isyarat supaya ibunya paham apa yang Azizah sampaikan."Kapan terakhir kali ibu mengucapkan sayang padamu? tema ini adalah sebuah pertanyaan yang tak pantas ditujukan padaku," ujar Azizah."Ibuku tak pernah mengucapkan sayang padaku, tapi ia selalu nyatakan itu dengan perbuatannya, pengorbanannya dan perjuangannya demi aku."Ibuku tak mungkin mengucapkan kata sayang itu padaku, karena ibuku adalah seorang perempuan tuna wicara, tak ada suara yang bisa keluar dari mulutnya. sepanjang hidupnya ia tak pernah punya kata-kata, lantas bagaimana ia mengucapkan kata sayang itu padaku?"Ibu, mungkin aku tak pernah mendengar nyanyianmu untuk mengantarkan aku pada tidur yang lelap, tak ada ucapan selamat ulang tahun padaku, tak ada dongeng yang kau ceritakan sebelum aku tidur, namun aku sangat bahagia meskipun itu tak pernah aku rasakan."Ibu, jangan pernah berpikir bahwa aku malu dengan kondisimu, dengan kekuranganmu, tidak ...! tidak sama sekali, andaipun aku di-bully setelah ini, aku tidak apa-apa, aku siap, karena aku rasa beruntung sekali punya ibu yang istimewa seperti ibu."Sekarang aku yakin bahwa surgaku itu selalu berada di bawah telapak kakinya. Dia perempuan yang mungkin tak sempurna itu tapi di mataku, dia sungguh begitu sempurna."Ibu, kau tahu, mengapa aku begitu menyayangimu?. Itu semua karena ibu terlalu menyayangiku meski sayang yang aku rasakan itu tanpa ucapan kata sayang itu turun dari panggung itu dan mendekati tempat duduk ibunya dan langsung mendekap ibunya dengan tangis yang di sela air mata yang bercucuran di pipi Normah, ia memeluk dan mencium putri semata wayangnya hati Normah terselip perasaan bangga akan putrinya yang tak pernah malu dengan kondisi ibunya pelukan mereka terlepas, Azizah menggunakan kata isyarat dengan mengucapkan."Maafkan aku ibu, sungguh aku amat sayang padamu, selamanya."Normah mengangguk-angguk di sela deru air mata dan tangisnya yang tak bersuara orang-orang yang hadir di situ merasa terharu sekali atas ucapan Azizah. Air mata mereka tertumpah seperti menyaksikan sebuah film ber-ending Hasnah merasa senang sekali melihat sahabatnya, Azizah menggandeng tangan ibunya itu dengan rasa bahagia. Sedangkan setelah hasil lomba diumumkan besoknya, maka Azizah keluar sebagai S e l e s a i -Pesan moral dalam cerpen cinta dan kasih ibu kepada anaknya- Ibu adalah makhluk terbaik yang menjadi ladang surga buat anaknya- Cinta ibu kepada anaknya seluas samudera- Cinta ibu sepanjang masa cinta anak sepanjang galah- Walau bagaimanapun keadaan Ibu, dia adalah seorang perempuan yang berjuang dan berkorban untuk anak tercintanya.
Sekiranyalelaki inginkan perasaan kasih dan sayang berbunga dalam dada mereka, maka bawalah cerita-cerita kasih mesra dengan kata-kata hukamak (hikmah) mengenai kasih sayang. Sekiranya lelaki mahu perasaan rindu bertapak di hati mereka, maka bawalah kisah-kisah rindu dengan kata-kata yang berunsur kerinduan. Puisi tentang ibu. Foto Getty Images/iStockphoto/evgenyatamanenko Jakarta - Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan cinta seorang ibu. Tapi, puisi ibu tercinta ini bisa mengungkapkan rasa sayang dengan cara berbeda yang ibu penuh rasa syukur dan kagum. Puisi untuk ibu mengatakan apa yang selalu ingin kamu katakan puisi ibu menerangkan bagaimana Ibu bisa sangat mencintai dan melakukan begitu banyak untuk buah hatinya. Yuk! Ungkapkan rasa sayangmu kepada ibu lewat puisi. Berikut puisi ibu yang bisa jadi referensi kamu untuk mengapresiasi wanita mulia yang telah membawamu ke dunia1. Puisi IbuIbu SuperKarya Joanna FuchsIbu, kamu adalah ibu yang luar biasa,Begitu lembut, namun begitu cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduliIbu sabar saat aku melakukan kesalahan;Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;Ibu adalah master dari setiap adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;Ibu adalah bantalku saat aku membantu di saat-saat sulit;Ibu mendukungku setiap kali aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;Ibu memiliki rasa hormatku aku memiliki pilihan,Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!2. Puisi IbuCinta Seorang Ibukarya Helen SteinerCinta seorang ibu adalah sesuatu yang berartiyang tidak ada yang bisa menjelaskan,Cinta seorang ibu terbuat dari pengabdian yang mendalamdan pengorbanan dari rasa sakit,Cinta seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak egoisdan bertahan apa pun yang terjadi,Karena tidak ada yang bisa menghancurkannyaatau mengambil cinta itu pergi,Cinta seorang ibu sabar dan pemaafketika semua orang lain meninggalkan,Dan cinta seorang ibu tidak pernah gagal atau terputus-putusmeski hati sedang patah,Dan cinta seorang ibu bersinar dengan segala keindahannyadari permata yang paling langka dan paling cemerlang,Ini jauh melampaui definisi,Cinta seorang ibu menentang semua penjelasan,Dan itu masih menjadi rahasiaseperti misteri penciptaan,Banyak keajaiban yang luar biasamanusia tidak bisa mengertiDan bukti menakjubkan lainnyadari tangan penuntun Tuhan yang Puisi IbuCatatan Terima KasihKarya Lang LeavKamu telah memberi tahukuSemua halAku perlu mendengarSebelum aku tahu, Aku perlu mendengar merekaAgar tidak takut dari semua halAku pernah takut,Sebelum aku tahuAku seharusnya tidak takut pada Puisi IbuIbuKarya Lola RidgeCintamu seperti cahaya bulanmengubah hal-hal kejam menjadi keindahan,jadi jiwa-jiwa kecil yang masammemantulkan satu sama lain secara miringseperti di cermin retak ... melihat dalam semangat bercahaya dirimurefleksi mereka sendiri,berubah rupa seperti dalam aliran yang bersinar,dan mencintaimu apa kurang menjadi gambaran dalam pikirankudaripada kilauAku melihatmu bersinarpucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu ...cepat berlalu dari ingatan sebagai pantulan angsa putihberkilauan di air yang Puisi IbuIbu dan MisteriKarya Joanna FuchsBu, cintamu adalah sebuah misteriBagaimana kamu bisa melakukan itu semua?Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurnaUntuk masalahku, besar dan melindungiku hari demi hari,Jadi aku tidak takut, aku aman dan merasa bisa melakukan apa sajaKapan pun ibu cintamu adalah sebuah misteri,Aku tidak punya petunjukMengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!6. Puisi IbuApa Arti "Ibu"?Karya Karl Fuchs"Ibu" adalah kata yang sangat sederhana,Tapi bagi aku ada makna yang jarang semua hari ini,Kasih ibuku menunjukkan akan mencintai ibuku sepanjang hari-hariku,Untuk memperkaya hidupku dalam banyak membuatku lurus dan kemudian membebaskanku,Dan itulah arti kata "ibu" kasih telah menjadi ibu yang luar biasa, Bu!7. Puisi IbuIbu MalaikatkuKarya MosdalifahIbu...Disini kutulis cerita tentangmuNafas yang tak pernah terjerat dustaTekad yang tak koyak oleh masaSeberapapun sakitnya kau tetap penuh cintaIbu...Tanpa lelah kau layani kamiDengan segenap rasa bangga dihatiTak terbesit sejenak pikirkan lelahmuKau terus berjalan diantara duri-duriIbu...Tak pernah kuharap kau cepat tua dan rentaTak pernah ku ingin kau lelah dalam usiaSelalu kuharapkan kau terus bersamakuDengan cinta berikan petuahmuIbu..Kau lah malaikatkuPenyembuh luka dalam kepedihanPenghapus dahaga akan kasih sayangSampai kapanpun itu..Aku akan tetap mencintaimu..Ibu, Puisi IbuIbu MataharikuKarya AnonimIbu...Tanpa mu, aku tidak bisa lahir..Tanpa mu, aku tidak bisa melihat dunia inidan tanpa mu, aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini Ibu...Kau malaikatku...Kau pahlawankudan kau matahariku Ibu...Aku tidak tahu harus berkata apa...Terima kasih, itu tidak cukupMembahagiakan mu, itu belum cukupAku sangat sayang padamu ibu...9. Puisi IbuTak TerhinggaKarya Najwa Futhana RamadhaniAku menangisAir mata ini jatuh membasahi bumiAku menangisMenyadari,Aku selalu egoisTangisku tak mengubah segalanyaTangisku tak dapat mengubah isi hatinyaAku menyesalKarena perbuatan kuAku menyesalAtas segala kesalahankuKini ...Tinggal ku duduk menyendiriMenunggu jawaban hidup iniAkhirnya kusadariDia telah pergiKe pelukan IllahiWalau telah tiadaSegala cintaSegala kasih sayangnyaAkan selalu membekas di hatikuOh, Ibu ...10. Puisi IbuKesunyian IbuKarya Denza PerdanaIbuDahinya adalah jejak sujud yang panjangPerjalanan waktu membekas di pelupuk matanyaDerai air mata di pipinya telah mengeringTanpa sisa, tanpa ada yang mendugaIa memilih jalan sunyi untuk bertanyaHiruk pikuk untuk tersenyum di beranda deritaMenjerit saat lelap berkuasaBerdoa bukan untuk HALAMAN SELANJUTNYA untuk puisi ibu lainnya yang menyentuh hati.IBU"Kasih Ibu Sepanjang Jalan Kasih Anak Sepenggal Jalan" Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia, IBU "Kasih Ibu Sepanjang Jalan Kasih Anak Sepenggal Jalan" Kata 'ibu' mengandung banyak definisi. Kerangka umum merumuskan, ibu adalah w
Kalau ibarat pepatah, ada yang bilang kalau kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Kira-kira kalau diartikan yaitu kasih sayang ibu yang diberikan kepada kita bakalan terus ada sepanjang masa, tapi kasih sayang seorang anak cuma sampai sepanjang tentang kasih ibu emang menarik buat dibahas. Sampai-sampai, banyak film khususnya film Korea yang mencoba menceritakan dan menggambarkan besarnya kasih sayang seorang ibu. Tak jarang, penonton dibuat berlinang air mata sehabis banget, nih! Berikut ini ada lima film Korea yang menceritakan tentang kasih seorang ibu yang tiada batas kepada anaknya. Penasaran? Disimak, yuk!1. Mother 2009 tentang seorang ibu yang tak disebutkan namanya yang hidup bersama dengan seorang anaknya yang mengidap intellectual disabillity bernama Yoon Do Joon. Plot cerita dari film Korea ini bermula saat Do Joon sedang pulang menuju rumah sehabis dari sebuah bar di malam jalan pulang, Do Joon mengikuti seorang perempuan muda ke sebuah gedung lama yang sudah tak terpakai. Pada pagi harinya, perempuan tersebut dilaporkan telah meninggal, Do Joon pun ditangkap karena diduga sebagai pembunuhnya. Sang ibu yang tak percaya anaknya merupakan seorang pembunuh, berusaha dengan berbagai cara untuk membuktikan bahwa anaknya tersebut bukan pelaku A Long Visit 2010 Korea ini diperankan oleh Kim Hae Sook yang berperan sebagai seorang ibu, dan Park Jin Hee yang berperan sebagai Ji Suk. Cerita dari film Korea ini secara garis besar menceritakan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anak perempuannya. Bahkan, saat anak perempuannya itu sudah menikah dan punya anak, sang ibu tetap memperlakukan anaknya sebagai seorang anak kecil. Hal itu menyebabkan sang anak yaitu Ji Suk malah risih diperlakukan seperti samping itu, perilaku ayahnya Ji Suk yang cenderung temperamental kepada ibunya mengakibatkan Ji Suk menjadi membenci daerah tempat tinggalnya saat masih kecil. Hingga suatu hari, setelah lama tak berkunjung, Ji Suk memutuskan untuk mengunjungi ibunya seorang diri dengan menaiki kereta diantar oleh suami dan di desa, sang ibu menyambut hangat kedatangan anaknya tersebut. Namun, di balik kepulangannya ke kampung halamannya, Ji Suk menyimpan sebuah rahasia dari ibunya. Baca Juga Ini 7 Film Korea tentang Pengusiran Setan, Pasti Bikin Kamu Merinding! 3. Wedding Dress 2010 tentang seorang single mother bernama Seo Go Eun, karakter yang diperankan oleh aktris Song Yoon Ah. Ia memiliki anak satu-satunya yang ia sayangi yang bernama Jang So Ra. Film Korea ini memiliki alur cerita yang menguras air mata, di mana ternyata Seo Go Eun mengidap penyakit yang menyebabkan ia divonis hidup tak lama lagi. Namun, ia menyembunyikan hal tersebut dari keluarga dan Go Eun di sisa hidupnya, berusaha untuk mengajarkan anaknya segala hal sebelum berpisah untuk selama-lamanya. Ternyata, sang anak lama-kelamaan telah mengetahui penyakit yang diderita oleh sang ibu. Oleh karena itu, sang anak juga ingin memberikan kesan baik dan mengabulkan keinginan terakhir yang diminta oleh sang ibu sebelum akhirnya nanti The Preparation 2017 bergenre drama ini disutradarai oleh Cho Young Jun dan diperankan oleh aktris senior Go Doo Shim yang berperan sebagai seorang ibu bernama Ae Soon. Ia memiliki seorang anak berusia 30 tahun yang memiliki kelainan mental bernama In Gyu. Ae Soon tinggal secara sederhana dengan anaknya tersebut hanya berkekal uang dari hasil berjualan toko hari, Ae Soon divonis oleh dokter memiliki kanker yang menyebabkan umurnya tidak akan lama lagi, hanya sekitar 6 bulan. Kaget dengan hal itu, Ae Soon pun berusaha untuk memanfaatkan sisa waktunya tersebut untuk melatih anaknya agar dapat bertahan hidup jika nanti dirinya tak lagi bisa Be With You 2018 oleh aktris Son Ye Jin yang berperan sebagai seorang istri sekaligus ibu yang bernama Soo Ah, yang beradu akting dengan aktor So Ji Sub yang berperan sebagai Woo Jin, yaitu istri dari Soo Ah. Film Korea ini bercerita tentang Soo Ah yang sebelum kematiannya berjanji kepada sang suami akan kembali satu tahun yang akan datang di musim janji Soo Ah tersebut benar adanya ketika sang anak yang bernama Ji Ho mengajak ayahnya untuk pergi ke sebuah terowongan kereta untuk menemui ibunya. Awalnya, sang ayah sempat tak percaya omongan anaknya tersebut, namun kemudian ia menemukan sosok Soo Ah yang terbaring pingsan di ujung terowongan. Senang bukan main, Woo Jin memutuskan untuk membawa Soo Ah kembali ke di rumah, ternyata Soo Ah terbangun tanpa ingat satupun memori. Woo Jin dan Ji Ho pun akhirnya membantu Soo Ah untuk memperoleh kembali ingatannya. Hari demi hari mereka lewati bersama, hingga pada akhirnya Soo Ah lama-kelamaan memperoleh kembali ingatannya. Soo Ah pun tersadar ia tidak bisa lama-lama untuk tinggal bersama dengan sang anak dan suami, karena ia harus segera pergi sebelum musim hujan itulah tadi lima film Korea yang menunjukkan kasih sayang tak terhingga seorang ibu kepada anaknya. Dari kelima film tadi, mana yang jadi favorit kalian? Baca Juga Ini 7 Film Korea Bertemakan Hukum yang Wajib Kamu Tonton IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
0ftGi.